Perspektif Masyarakat Desa mengenai Literasi - Almuadam (Guru SDN Daon, Pegiat Literasi Kabupaten Tangerang)

 



Orang Islam pasti tahu, kalimat perintah  yang pertama kali turun. Yaitu Iqra, bacalah. Tapi bila dibandingkan dengan membaca masyarakat kita lebih senang bertutur,  bercerita, atau mendengar kisah. Begitu pula bicara soal literasi, saya yakin, mayoritas masih pada acuh tak acuh, cuek. Mana peduli mereka dengan gerakan literasi.

Literasi, dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) disebutkan, ialah kemampuan menulis dan membaca. Secara umum, merujuk kepada seperangkat kemampuan dan keterampilan individu dalam membaca, menulis, berbicara, menghitung, dan memecahkan masalah pada tingkat keahlian tertentu yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari.

Tapi pada kenyataannya, pola pikir atau pemahaman kita mungkin keliru. Katanya, daripada gerakan literasi yang belum tentu jelas masa depannya, lebih baik cari kerja dan menghasilkan uang. Hal beginilah yang jadi kendala dalam pengembangan potensi di desa, sehingga pemuda kita kurang kreatif, tidak ada inovasi dalam menggali skill-nya.

Pola pikir seperti itu perlu diluruskan. Kita harus mensosialisasikan, bahwa literasi itu bukan hanya soal baca-tulis. 

Setidaknya ada enam literasi dasar. Yaitu: Literasi Baca Tulis, Numerasi, Sains, Digital, Finansial, Budaya Kewargaan.

Memang butuh waktu, kerja keras, cerdas, dan ikhlas.  Karena tugas ini bukan hal yang mudah. Kita harus bersama-sama sadar dan bangkit.

Karena persoalan tersebut bukan melulu tugas pegiat literasi. Tapi ini jadi tugas kita bersama untuk ikut mencerdaskan kehidupan bangsa.


Almuadam (Guru SDN Daon,Pegiat Literasi Kabupaten Tangerang)

0 Comments